Jumat, 30 Desember 2011

ARTIKEL

MASALAH GIZI BURUK DI INDONESIA
Masalah gizi buruk yang terjadi di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Media massa telah mengungkapkan informasi masalah gizi buruk lengkap dengan nama daerahnya. Dahulu masalah ini terjadi di daerah Sukabumi, yang sebenarnya subur dan alam yang indah itu. Sekarang ini, masalah gizi buruk terjadi di daerah Sulawesi Selatan. Masalah gizi buruk juga terjadi di Trenggalek, di tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Dongko, Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan Pule. Ada sekitar 48 orang yang terkena masalah gizi buruk menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek.
Banyaknya orang yang terkena gizi buruk di Indonesia menimbulkan pertanyaan mengapa masalah gizi buruk terjadi di negeri yang kaya raya ini. Padahal Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, masalah pangan seharusnya tidak akan menjadi masalah yang besar. Dengan laut yang luas dan tanah yang subur, ikan hanya tinggal mengambil, semua jenis tanaman pangan hanya tinggal menanam dan memanen. Tentu kita berpikir “begitu melimpahnya kekayaan Indonesia, kenapa rakyatnya masih miskin?, kenapa masih saja ada rakyat yang terkena gizi buruk?”. Apakah semuanya karena kesalahan kita sendiri, seperti halnya bencana alam yang sering terjadi.
Mungkin banyak orang berpikir masalah tersebut disebabkan karena faktor ekonomi. Orang yang terkena masalah gizi buruk berasal dari penduduk yang miskin, mungkin karena tidak mempunyai pekerjaan yang tetap. Kenapa tidak memiliki pekerjaan yang tetap? Pertama, mungkin karena tidak mempunyai lahan lagi yang dapat dikejakan. Kedua, tidak memiliki keterampilan yang memadai. Ketika seorang hanya memiliki satu keterampilan, misalnya sebagai tukang becak, maka jika tidak ada lagi orang yang mau naik becak, karena makin banyak yang sudah punya motor atau mobil sendiri, maka matilah pekerjaannya sebagai tukang becak. Oleh karena itu, ia tidak akan mampu menghidupi keluarganya, maka terjadilah gizi buruk tersebut. Dari sudut ekonomi, pemecahan masalahnya tidak lain adalah penyediaan lapangan kerja dan sekaligus pelatihan keterampilan bagi para pencari kerja.
Selain faktor ekonomi masih ada faktor lain yang mungkin menyebabkan timbulnya masalah gizi buruk ini. Faktor tersebut tidak lain adalah pendidikan, kurangnya pendidikan menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola hidup sehat. Oleh karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan hal tersebut, maka terjadilah gizi buruk tersebut. Perlu digarisbawahi masyarakat Indonesia perlu pendidikan yang baik dan tidak adanya diskriminasi, baik yang di kota maupun yang di desa semuanya diberikan pendidikan yang sama. Pendidikan yang baik ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, termasuk di dalamnya pola makanan yang sehat. Sebenarnya, alam kita yang kaya telah menyediakan semuanya. Yang diperlukan adalah kerja keras, kerja sama, komunikasi dan saling menyayangi antara sesama kita.
Faktor yang lain adalah penyakit bawaan seperti jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare. Rata – rata orang yang terkena gizi buruk adalah orang yang sudah memiliki penyakit sejak ia lahir atau sejak masih dalam kandungan. Kita semua pasti tahukan bagaimana rasanya kalau lagi sakit, pasti nafsu makan kita akan berkurang. Kalau makan saja tidak mau bagaimana cara kita bisa memdapatkan gizi yang cukup? Mungkin jalannya hanya dengan mengobati penyakitnya terlebih dahulu. Tapi lain ceritanya kalau yang menderita penyakit tersebut orang miskin, pasti akan timbul pertanyaan bagaimana mau mengobati kalau tidak punya uang?. Tapi itu memang benar “sehat itu mahal, hanya orang kaya saja yang bisa sehat” mungkin itulah yang selalu ada dalam pikiran orang – orang miskin.
Pemerintah memang  sudah mempunyai program untuk menanggulangi masalah gizi buruk ini, seperti program raskin, Konsep Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan lain - lain. Tetapi program ini belum berjalan dengan baik, mungkin karena ada penyimpangan – penyimpangan dalam pelaksanaannya. Program – program pemerintah memang sudah baik, hanya saja perlu dibenahi dalam pelaksanaannya saja. Sebelum memulai program ini pemerintah harus tahu dulu keberadaan rakyat miskin agar tujuan program bisa tepat pada sasaran. Untuk dapat mengetahui keberadaan rakyat miskin ini, para RT dan RW, kepala desa dan camat seharusnya memiliki data yang akurat tentang kondisi rakyat di daerahnya. Kalau tidak, pertanyaan yang muncul adalah, apakah pemerintahan di daerah yang mengalami masalah gizi buruk sebenarnya telah melaksanakan program dengan baik? Apakah program raskin dapat menjangkau daerah yang mengalami masalah gizi buruk ini?. Data akurat ini akan dapat menjadi bahan evaluasi kebutuhan tentang kecakapan apa yang diperlukan oleh masyarakat, untuk kemudian pemerintah daerah dapat membuka jenis kursus yang diperlukan masyarakat seperti PKBM.
Saya secara pribadi berharap pemerintah cepat tanggap dengan  masalah ini sehingga tidak berlarut – larut lagi. Pihak – pihak yang terkait dengan masalah ini sebaiknya meninjau kembali program – program yang dijalankan. Apakah program – program tersebut sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya atau tidak, sehingga semua masyarakat yang benar – benar membutuhkan program tersebut bisa merasakan manfaatnya. Pemerintah harus mengevaluasi pelaksanaan program – programnya agar saat terjadi penyimpangan bisa cepat diperbaiki. Mungkin dengan tindakan seperti ini masalah bisa teratasi dan diselesaikan.

Contoh PKMK

A.                                       JUDUL : “ROTI  SUWEG” (ROTI KAYA KARBOHIDRAT)
B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Pangan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di indonesia kebutuhan pangan terutama adalah beras dan jagung, kemudian ubi kayu dan ubi jalar. Pada saat ini tingkat penggunaan bahan-bahan hasil pertanian selain padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar masih tergolong rendah. Indonesia memiliki jenis umbi-umbian yang beragam dan tersebar di seluruh daerah, antara  lain ganyong, suweg, sukun, kimpul, garut, dan gembili tetapi pemanfaatannya masih belum optimal.
Dari aspek ketersediaan keragaman jenis umbi-umbian tersebut kami berencana memanfaatkan salah satu dari jenis umbi-umbian yang ada untuk di jadikan usaha/bisnis dibidang makanan yaitu mengolah suweg menjadi roti suweg. Alasan kami membuat bisnis roti suweg ini Selain kandungan gizi suweg yang tidak kalah dengan beras tetapi juga karena kebutuhan akan pangan hanya di fokuskan pada beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar.
Dari hasil survey kami ke perkebunan cengkeh dan coklat di Banjar Pengajaran Kaler, Desa Berangbang, di daerah Jembrana. Ternyata di sana banyak ditumbuhi tanaman suweg tetapi masih belum dimanfaatkan oleh penduduk. Disini kami melihat peluang bahwa di daerah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman suweg, karena tekstur tanahnya sangat mendukung. Kami berencana bekerja sama dengan para penduduk membudidayakan suweg dan kami yang akan membeli hasil panennya, sehingga sama-sama memperoleh keuntungan.
C.    PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang menimbulkan gagasan usaha ini adalah masyarakat yang masih belum memahami akan potensi yang dimiliki suweg sebagai bahan baku pembuatan makanan. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif untuk mengubah persepsi masyarakat akan suweg dengan cara membuat produk roti suweg.
D.    TUJUAN
Ada pun tujuan dari usaha roti suweg ini adalah:
v  Menciptakan suatu produk olahan suweg, yang memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomi yang tinggi.
v  Menginformasikan suweg yang kaya akan kandungan gizi kepada masyarakat luas.
v  Membuka peluang usaha bagi masyarakat.
E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari usaha ini adalah produk olahan dari umbi suweg ini dapat bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi serta dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat.
F.     KEGUNAAN
v  Bidang Ekonomi
Masyarakat mendapatkan keuntungan dari membudidayakan tanaman suweg sehingga mendapatkan tambahan penghasilan.
v  Bidang Ipteks
Usaha ini berguna sebagai strategi dalam mewujudkan ketahanan pangan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah tanaman suweg.

G.    GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kewirausahaan di bidang pengolahan pangan dalam pengembangannya sangat besar potensi yang tersedia dan belum dikelola secara optimal dan professional. Diperkirakan pengusaha roti suweg akan banyak mendapat permintaan dari konsumen. Roti yang terbuat dari umbi suweg ini ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau oleh konsumen dan roti suweg sangat cocok bagi orang yang menderita kegemukan dan kolesterol tinggi dalam darah atau baik pula dikonsumsi bagi yang ingin melakukan diet karena kandungan serat pangannya yang tinggi dan kadar lemak yang rendah. Kami juga menyiapkan roti suweg dengan berbagai variasi rasa, agar dapat dinikmati oleh berbagai lapisan umur masyarakat, baik dari anak – anak, dewasa maupun orang tua.
Dilihat dari sumberdaya yang ada, maka rencana pendirian usaha ini akan berjalan dengan lancar. Tetapi untuk mengantisipasi saat terjadinya kelangkaan bahan baku kami memiliki alternatif yaitu mengolah umbi suweg menjadi tepung suweg baru kemudian kami olah menjadi roti suweg. Tepung suweg yang kami produksi sebagian akan kami simpan untuk produksi pada bulan berikutnya, sehingga produksi dapat terus berjalan walau terjadi kelangkaan bahan baku. Apabila rencana usaha ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan laba seperti yang diinginkan, maka kami berencana membuat jenis produk olahan yang baru, ini merupakan salah satu strategi kami untuk mengatasi kebosanan konsumen.
Rencana pendirian usaha pengolahan umbi suweg menjadi roti suweg ini adalah 5 bulan. Lokasi usaha berada di rumah salah satu anggota kami yang berada di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali dan selain itu kami akan menyewa tempat di daerah Bukit, Jimbaran, Bali sebagai tempat produksi. Struktur organisasi usaha kami masih sangat sederhana, di mana 1 orang sebagai ketua dan 4 orang sebagai anggota dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan pembagian tersebut dapat memperlancar jalannya usaha. Dalam merencanakan usaha ini, sudah dilakukan suatu perhitungan dan perkiraan secara teoritis yang cermat dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis ekonomi usaha dapat dilihat pada Tabel 1. dan Tabel 2.
Tabel 1. Pengeluaran (per bulan)
NO
Jenis pengeluaran
Harga Satuan
Jumlah
Total
1
Bahan habis pakai
a.       Pembuatan tepung suweg :
·      Umbi suweg
·      Garam
·      Kapur sirih
b.      Pembuatan roti suweg :
·      Tepung suweg
·      Tepung terigu
·      Mentega
·      Telur
·      Gula pasir
·      Selai
·      Pengembang kue
·      Air


Rp 3000,-/kg
Rp 500,-/bks
Rp 1000,-/bks

Rp 0,-
Rp 7.500,-/kg
Rp 22.000,-/kg
Rp 1000,-/butir
Rp 10.000,-/kg
Rp 5000,-/bks
Rp 2.500,-/bks
Rp 6000,-/galon


300 kg
14 bks
10 bks

30 kg
30 kg
6 kg
60 butir
9 kg
30 bks
60 bks
1 galon


Rp 900.000,-
Rp 7.000,-
Rp 10.000,-

Rp 0,-
Rp 225.000,-
Rp 132.000,-
Rp 60.000,-
Rp 90.000,-
Rp 150.000,-
Rp 150.000,-
Rp 6000,-


Sub total I


Rp 1.730.000,-
2
Peralatan penunjang :
a.       Sewa tempat produksi
b.      Grinder*
c.       Pisau*
d.      Baskom*
e.       Pengiris*
f.       Talam*
g.       Talenan*
h.      Alat pengemas*
i.        Ayakan*
j.        Sarung tangan
k.      Oven*
l.        Plastik pengemas
m.    Cabinet Drying*
n.      Loyang*
o.      Mixer*  

Rp 200.000,-/bulan
Rp 600.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 50.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 35.000,-/bh
Rp 100.000,-/bh
Rp 50.000,-/bh
Rp 12.000,-/pasang
Rp 500.000,-/bh
Rp 3000,-/gulung
Rp 4.000.000.-/bh
Rp 25.000,-/bh
Rp 400.000,-/bh


1 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
4 bh
5 pasang
1 bh
10 gulung
1 bh
3 bh
1 bh

Rp 200.000,-
Rp 100.000,-
Rp 6000,-
Rp 10.000,-
Rp 20.000,-
Rp 10.000,-
Rp 14.000,-
Rp 40.000,-
Rp 50.000,-
Rp 12.000,-
Rp 62.500,-
Rp 30.000,-
Rp 200.000,-
Rp 37.500,-
Rp 80.000,-

Sub total II


Rp 920.000,-
3
Biaya lain – lain :
a.       Transportasi
b.      Upah pegawai
c.       Pengetikan
d.      Poto copy
e.       Biaya listrik
f.       Biaya promosi
g.       Biaya pulsa

Rp 4.500,-/liter


30 liter

Rp 135.000,-
Rp 300.000,-
Rp 60.000,-
Rp 50.000,-
Rp 50.000,-
Rp 300.000,-
Rp 50.000,-

Sub total III


Rp 945.000,-

TOTAL (I,II,III)


Rp 3.595.000,-
Asumsi :
·      Rendemen hasil yang diperoleh dari 300 kg umbi suweg adalah 30 kg tepung suweg.
·      Kapasitas produksi 10 kg per hari.
·      Jumlah kemasan roti suweg yang diperoleh ±80 kemasan per hari, jadi jumlah kemasan per bulan = 80 x 30 = 2400 kemasan
Keterangan :
(*)= kebutuhan investasi :
·         Grinder (Rp 600.000,-) dapat dipakai selama 6 bulan, jadi biaya per bulan = 600.000 : 6 = Rp 100.000,-
·         Pisau (Rp 15.000,-) dapat dipakai selama 5 bulan, jadi biaya per bulan = 15.000 : 5  x 2 = Rp 6000,-
·         Baskom (Rp 15.000,-) dapat dipakai selama 3 bulan, jadi biaya per bulan = 15.000 : 3 x 2 = Rp 10.000,-
·         Pengiris (Rp 50.000,-) dapat dipakai selama 5 bulan, jadi biaya per bulan = 50.000 : 5 x 2 = Rp 20.000,-
·         Talam (Rp 15.000,-) dapat dipakai selama 3 bulan, jadi biaya per bulan = 15.000 : 3 x 2 = Rp 10.000,-
·         Talenan (Rp 35.000,-) dapat dipakai selama 5 bulan, jadi biaya per bulan = 35.000 :5 x 2 = Rp 14.000,-
·         Alat pengemas (Rp 100.000,-) dapat dipakai selama 5 bulan, jadi biaya per bulan = 100.000 : 5 x 2 = Rp 40.000,-
·         Ayakan (Rp 50.000,-) dapat dipakai selama 4 bulan, jadi biaya per bulan = 50.000 : 4 x 4 = Rp 50.000,-
·         Oven (Rp 500.000,-) dapat dipakai selama 8 bulan, jadi biaya per bulan = 500.000 : 8 =  Rp 62.500,-
·         Cabinet Drying (Rp 4.000.000,-) dapat dipakai selama 1 tahun 8 bulan, jadi biaya per bulan = 4.000.000 : 20 = Rp 200.000,-
·         Loyang ( Rp 25.000,-) dapat dipakai selama 2 bulan, jadi biaya per bulan = 25.000 : 2 x 3 = Rp 37.500,-
·         Mixer (Rp 400.000,-) dapat dipakai selama 5 bulan, jadi biaya per bulan = 400.000 : 5 = Rp 80.000,-
Harga penjualan
Rp 5.000.000,-

Harga pokok penjualan
Rp 3.595.000,-

Laba

Rp 1.405.000,-
Tabel 2. Rencana laba/rugi (per bulan)

H.    METODE PELAKSANAAN
a.       Proses pembuatan tepung suweg
·         Alat yang digunakan : cabinet drying, pisau, baskom, pengiris, grinder, ayakan, talenan, talam dan plastik pengemas.
·         Bahan yang digunakan:
Ø  umbi suweg 10 kg
Ø  garam 100 gr
Ø  kapur sirih 5 gr
·         Prosedur pembuatan tepung suweg :
1.      Pemilihan bahan baku
Jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tepung suweg adalah umbi suweg dengan kriteria : tidak cacat, tidak busuk, kulit tidak keriput.
2.      Pencucian
Umbi suweg dicuci sampai kotoran/tanah yang melekat pada umbi tidak ada yang menempel/tertinggal. Hal ini dilakukan agar pada pengupasan, tanah/kotoran tidak melekat pada tangan yang akan berpengaruh pada umbi yang dikupas.
3.      Pengupasan
Untuk memperoleh bahan baku yang baik, umbi suweg sebaiknya dikupas dengan cara membuang kulitnya sama seperti mengupas buah mangga.
4.      Pencucian kedua
Pencucian harus dilakukan berkali – kali untuk menghilangkan kotoran pada permukaan umbi, untuk menghilangkan getah yang ada pada umbi. Air cucian yang sudah kotor harus diganti dengan air yang baru.
5.      pengirisan
Suweg yang telah bersih kemudian diiris dengan ketebalan ±0,1 cm untuk mempercepat proses pengeringan.
6.      Perendaman
Setelah semua diiris umbi suweg direndam menggunakan air garam dengan perbandingan 1kg : 10gr garam : 0,5gr kapur sirih : 1 liter air (seluruh suweg terendam). Pemberian garam berfungsi untuk menghilangkan gatal – gatal pada kulit dan menghilangkan getah/lendir pada suweg, sedangkan kapur sirih berfungsi untuk memberikan warna putih pada saat suweg dikeringkan.
7.      Pengeringan
Suweg ditata pada rak – rak pengeringan dengan teratur agar proses pengeringan berjalan dengan sempurna. Pengeringan dilakukan dengan cabinet drying dan sinar matahari (tergantung cuaca). Setiap jam umbi suweg yang dijemur dibolak balik agar pengeringannya merata.
8.      Penepungan
Suweg yang telah kering kemudian digrinder agar menghasilkan tepung yang halus, kemudian diayak dengan ayakan 70 mesh.
9.      Pengemasan
Tepung suweg yang sudah jadi sebagiannya dikemas dan sebagiannya lagi diolah menjadi roti suweg.
b.      Proses Pembuatan roti suweg
·      Alat yang digunakan : mixer, baskom, talam/Loyang, sarung tangan dan oven.
·     Bahan yang digunakan :
Ø Tepung suweg 1 kg
Ø Tepung terigu 1 kg
Ø Mentega 200 gr
Ø Telur 2 butir
Ø Gula pasir 300 gr
Ø Selai
Ø Pengembang kue 2bks
Ø Air
·     Prosedur pembuatan roti suweg :
1)   Campurkan tepung suweg, tepung terigu, mentega, telur, gula pasir dan pengembang kue serta tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai adonan mengental dan tidak lengket.
2)   Adonan yang sudah tidak lengket diisi selai dan dimasukan kedalam cetakan.
3)   Panggang adonan yang sudah dicetak dengan oven pada suhu 150° C selama ±11 menit sampai warna roti kuning kecoklatan.
4)   Setelah matang roti suweg dikemas dengan plastik dan diberi label yang menarik.
I.    JADWAL KEGIATAN
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No
Uraian Kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Penerimaan modal dari DIKTI




















2
Persiapan peralatan dan bahan baku




















3
Proses produksi




















4
Pemasaran




















5
Promosi produk




















6
Penyusunan laporan





















·        Jika proposal kami lolos, modal kerja dari DIKTI sebesar Rp 10.000.000,- akan kami terima pada awal bulan dan kami akan memulai menjalankan bisnis kami.
·        Untuk peralatan usaha dan bahan baku, kami akan mempersiapkan setiap awal bulan.
·        Proses produksi kami mulai pada bulan pertama minggu ke-2 dan akan dilaksanakan setiap hari. Dalam satu hari kami akan memproduksi roti suweg sebanyak ±80 kemasan.
·        Setiap produk yang telah diproduksi akan langsung kami pasarkan. Pemasaran dilakukan dengan cara menitipkan produk di kantin – kantin sekolah dan warung – warung. Jika usaha kami telah berkembang, kami akan membangun toko untuk tempat pemajangan dan penjualan produk kami.
·        Pada awal usaha, kegiatan promosi produk akan kami lakukan setiap hari atau setidaknya tiga kali dalam seminggu. Untuk bulan – bulan berikutnya akan lebih jarang kami lakukan dengan asumsi produk telah memiliki konsumen.
·        Peyusunan laporan akan kami susun mulai dari bulan ke-2, karena untuk bulan pertama akan kami fokuskan pada produksi, pemasaran dan promosi.
J.      RANCANGAN BIAYA
Tabel 4. Kebutuhan investasi dan modal kerja
NO
Jenis pengeluaran
Harga Satuan
Jumlah
Total
1
Bahan habis pakai
a.       Pembuatan tepung suweg :
·      Umbi suweg
·      Garam
·      Kapur sirih
b.      Pembuatan roti suweg :
·      Tepung suweg
·      Tepung terigu
·      Mentega
·      Telur
·      Gula pasir
·      Selai
·      Pengembang kue
·      Air


Rp 3000,-/kg
Rp 500,-/bks
Rp 1000,-/bks

Rp 0,-
Rp 7.500,-/kg
Rp 22.000,-/kg
Rp 1000,-/butir
Rp 10.000,-/kg
Rp 5000,-/bks
Rp 2.500,-/bks
Rp 6000,-/galon


300 kg
14 bks
10 bks

30 kg
30 kg
6 kg
60 butir
9 kg
30 bks
60 bks
1 galon


Rp 900.000,-
Rp 7.000,-
Rp 10.000,-

Rp 0,-
Rp 225.000,-
Rp 132.000,-
Rp 60.000,-
Rp 90.000,-
Rp 150.000,-
Rp 150.000,-
Rp 6000,-

Sub total I


Rp 1.730.000,-
2
Peralatan penunjang :
a.    Sewa tempat produksi
b.   Grinder
c.    Pisau
d.   Baskom
e.    Pengiris
f.    Talam
g.    Talenan
h.   Alat pengemas
i.     Ayakan
j.     Sarung tangan
k.   Oven
l.     Plastik pengemas
m. Cabinet drying
n.   Loyang
o.   Mixer

Rp 200.000,-/bulan
Rp 600.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 50.000,-/bh
Rp 15.000,-/bh
Rp 35.000,-/bh
Rp 100.000,-/bh
Rp 50.000,-/bh
Rp 12.000,-/pasang
Rp 500.000,-/bh
Rp 3000,-/gulung
Rp 4.000.000,-/bh
Rp 25.000,-/bh
Rp 400.000,-/bh

5 bulan
1 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
2 bh
4 bh
5 pasang
1 bh
10 gulung
1 bh
3 bh
1 bh

Rp 1.000.000.-
Rp 600.000,-
Rp 30.000,-
Rp 30.000,-
Rp 100.000,-
Rp 30.000,-
Rp 70.000,-
Rp 200.000,-
Rp 200.000,-
Rp 60.000,-
Rp 500.000,-
Rp 30.000,-
Rp 4.000.000,-
Rp 75.000,-
Rp 400.000,-

Sub total II


Rp 7.325.000,-
3
Biaya lain – lain :
a.    Transportasi
b.   Upah pegawai
c.    Pengetikan
d.   Poto copy
e.    Biaya listrik
f.    Biaya promosi
g.    Biaya pulsa

Rp 4.500,-/liter


30 liter

Rp 135.000,-
Rp 300.000,-
Rp 60.000,-
Rp 50.000,-
Rp 50.000,-
Rp 300.000,-
Rp 50.000,-

Sub total III


Rp 945.000,-

TOTAL (I,II,III)


Rp 10.000.000,-